Gunung dan bukit bak seiring - sejalan mengitari lembah, menjulur jauh menggapai bibir Pantai Danau Toba nan biru. Gemercik air terjun Sampuran Efrata, ditingkahi nyanyian Burung Sibigo dan Ambaroba mengusik lamunan akan kekagum atas karya Mula Jadi Nabolon (Tuhan Sang Pencipta) tersebut. Masih banyak lagi Obyek Tujuan Wisata lainnya yang bisa anda dinikmati di Kabupaten Samosir. Panorama alam ini merupakan modal dasar yang tak ternilai harganya mendukung visi Samosir sebagai Kabupaten Pariwisata Tahun 2010 Yang Indah, Damai dan Berbudaya Dengan Agribisnis Yang Ramah Lingkungan Menuju Masyarakat Yang Lebih Sejahtera.
Jika kita berkunjung ke sana, melewati jalur Lintas Barat, sebelum menginjakkan kaki di Pulau Samosir, melewati Terusan Tano Ponggol (sebuah terusan yang dibuat pada zaman Pemerintahan Belanda, menjadikan Pulau Samosir terpisah dari daratan Pulau Sumatera), tidak lengkap rasanya kalau tidak singgah sejenak di Panatapan Tele (sebuah menara pandang) di Kecamatan Harian. Dari tempat tersebut kita disuguhi Panorama Alam Kabupaten Samosir termasuk Danau Toba yang mengitari Pulau Samosir. Ajaibnya, hulu Air Terjun Sampuran Efrata yang keluar dari perut Bukit Barisan cukup jelas terlihat, bahkan lima dari sembilan kecamatan di Kabupaten Samosir cukup jelas terlihat dari tempat tersebut.
Keunikan seni dan budaya asli Bangso Batak, melengkapi keindahan Panorama Alam Kabupaten Samosir. Tak pelak lagi, dengan potensi tersebut semakin menguatkan tekad segenap jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir bersama masyarakat dan anak rantau untuk mewujudkan visi dimaksud. Dengan motto Satahi Saoloan (Seia-sekata, seiring-sejalan) menyiratkan makna bahwa segala sesuatunya dalam menggapai visi tersebut mengutamakan kebersamaan antara pemerintah, masyarakat dan pemrakarsa serta anak rantau.
Kabupaten Samosir dikenal dengan Danau Toba-nya yang mengitari Pulau Samosir, terbentuk oleh proses vulkanis dan tektonis ribuan tahun lampau dan menjadikan wilayah tersebut sebagai “Heritage World”, salah satu harta warisan dunia, termasuk karena kekayaan dan keunikan warisan budayanya. Secara umum tipologi Kabupaten Samosir adalah berbukit, bergelombang, miring dan terjal. Hanya delapan persen dari luas wilayahnya datar dengan tingkat kemiringan 0 sampai 2 derajat dan semuanya terletak pada dataran tinggi (800 – 1800 meter dpl). Luas wilayah Kabupaten Samosir 206.905 ha, terdiri dari daratan 144.425 ha dan selebihnya adalah perairan Danau Toba. Terletak pada ketinggian 906 – 2.157 meter dpl, berada pada garis katulistiwa (20, 24’ s/d 20, 48’ Lintang Utara dan 980, 30’ s/d 990, 01’ Bujur Timur), digolongkan pada daerah beriklim tropis basah dengan tipe iklim C sampai E dan suhu berkisar antara 170 – 290 C serta kelembapan udara rata-rata 85,04 persen.
Dengan panorama alam yang indah dan khasanah budaya yang unik dan khas serta didukung sistem kekerabatan Dalihan Natolu (sederajat dan saling menghargai), tidak berlebihan rasanya bahwa pengembangan perekonomian masyarakat Kabupaten Samosir kedepan bertumpu pada sektor pariwisata yang dihela sektor pertanian, perikanan dan peternakan (agro bisnis). Sejak dimekarkan dari Kabupaten Tobasa tanggal 7 Januari 2003 yang ditetapkan dengan Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2003, Kabupaten Samosir berbenah diri untuk percepatan pencapaian visi menjadi Kabupaten Pariwisata Tahun 2010.
PROFIL KAWASAN OBYEK TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR
KECAMATAN SIMANINDO
- Goa Pogu, tempat orang menikmati pantai bebas dan sejuk dengan pasir putih yang berkilau
- Museum Huta Bolon, tempat menyimpan dan mengoleksi benda kuno orang Batak
- Batu Marhosa, fenomena alam batu yang mengeluarkan suara seperti nafas terletak di Sigarantung
- Aek Natonang, danau diatas danau yang terletak di Desa Tanjungan
- Pulo Tao, gugusan Pulau kecil di Danau Toba, saat ini memiliki restoran dan camping ground, dapat dicapai dengan mencarter kapal kecil.
- Batu Persidangan, Terletak di Desa Siallagan yang disusun sedemikian rupa layaknya sebuah tempat melaksanakan sidang, berdasarkan catatan sejarah merupakan tempat mengadili dan mengeksekusi penjahat pada zaman pemerintahan Raja Siallagan (Sebuah kerajaan yang berkuasa pada zamannya dan saat ini merupakan sub marga di Pulau Samosir)
- Makam Raja Sidabutar, Batu kubur yang diukir secara utuh tempat penguburan Raja Sidabutar dan keluarga yang berkuasa pada zamannya terletak di Desa Tomok, saat ini merupakan sub marga di Pulau Samosir.
- Semenanjung Tuk-Tuk Siadong, sebuah semenanjung terletak di Kecamatan Simanindo, merupakan pusat strategis kegiatan wisata yang dilengkapi akomodasi serta tempat penjualan souvenir.
- Bukit Beta, terletak di Semenanjung Tuk-Tuk Siadong sebagai tempat wisata lintas alam dan landing paralayang.
- Huta Godang – Simanindo, sebuah kompleks perkampungan tempat menyaksikan atraksi kesenian budaya Batak, dilengkapi dengan atraksi tor-tor si Gale-gale, sebuah kayu yang dirancang dapat meliukkan badan layaknya orang yang sedang manortor diiringi tabuhan musik Gondang.
KECAMATAN PANGURURAN
- Terusan Tano Ponggol, sebuah terusan yang dibuat pada zaman pemerintahan Belanda untuk memisahkan daratan Samosir menjadi pulau, terpisah dari daratan Pulau Sumatera
- Pemandian Air Panas - Hirta, terletak di sebelah utara kaki Gunung Pusuk Buhit
- Pasir Putih, sebuah kawasan pantai berpasir putih di Desa Huta Godang, tempat kegiatan olah raga volley pantai dan renang alam terbuka
- Komunitas Tenun Ulos, kawasan yang menjadi pusat pengrajin ulos khas Batak di Desa Lumban Suhi-suhi
- Persanggarahan, gedung/bangunan peninggalan zaman pemeritahan Belanda yang saat ini digunakan sebagai Rumah Dinas Bupati Samosir.
- Permandian Air Panas – si Igar-igar, Terletak di Desa Rianiate, sebelah tenggara daratan Pulau Samosir.
KECAMATAN HARIAN
- Menara Pandang/Panatapan Tele, lokasi menikmati panorama Danau Toba terletak di sebelah Barat Pulau Samosir, ketinggian Bukit Barisan.
- Air Terjun Sampuran Efrata, Terletak di Desa Sosor Dolok dengan ketinggian 26 m dan lebar 10 m, airnya bersumber dari perut pegunungan Bukit Barisan, dapat dilihat dari Menara Pandang Tele.
- Mata Air Pohon Pokki, terletak di Sihotang, berjarak 2 km dari dermaga Sihotang, sumber mata air tepat dibawah Pohon Pokki.
KECAMATAN RONGGURNIHUTA
- Danau Sidihoni, Danau diatas danau terletak di jalur lintas ke Kecamatan Ronggurnihuta
- Aek Liang, sebuah fenomena sumber mata air dari dalam goa
KECAMATAN ONANRUNGGU
- Pantai Lagundi, lokasi perkemahan yang dilengkapi pondok remaja terletak di bibir Pantai Danau Toba, sebelah Timur Pulau Samosir
- Pasir Putih dan Pohon Besar Sukkean, kawasan pantai berpasir putih, sangat cocok sebagai lokasi renang terbuka dan dari tersebut dapat dilanjutkan petualangan melihat fenomena pohon besar.
KECAMATAN NAINGGOLAN
- Pantai Maria Raja, pantai bebas di Desa Maria Raja dengan pasir putih bersih dan air danau yang jernih, sangat cocok untuk renang terbuka dan rekreasi.
KECAMATAN SITIO-TIO
- Mata Air dan Goa Datu Parngongo, mata air yang diyakini masyarakat berkasiat yang dibuat seorang datu/dukun pada zaman dahulu dan goa tempat datu tersebut bersemedi
KECAMATAN PALIPI
- Makam Piso Somalim, merupakan makam seorang jawara yang terkenal kesaktiannya pada zaman dulu, terletak di Mogang
KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA
- Batu Hobon, sebuah peti batu besar peninggalan Saribu Raja yang diyakini sebagai tempat penyimpanan harta pada jaman dulu, yang sampai sekarang belum bisa dibuka.
- Aek Sipitu Dai, Sumber mata air yang terdiri dari tujuh rasa
- Perkampungan Batak, lokasi pertama perkampungan nenek moyang orang Batak
- Batu Sawan, sebuah batu berbentuk cawan yang rasa airnya seperti jeruk purut
- Patung Tatea, lengkap dengan silsilah Si Raja Batak
- Patung Si Boru Pareme
Dengan modal kekayaan alam ini, Pemkab Samosir dituntut untuk dapat mengangkat pamor pariwisata Danau Toba dan Samosir di mata dunia pariwisata. Dikaitkan dengan Visi Kabupaten Pariwisata 2010, Pemerintah Kabupaten Samosir tinggal sedikit memoles objek wisata tersebut sehingga mempunyai nilai jual yang lebih. Jika kita melihat perkembangan dunia pariwisata saat ini di Samosir, ironis memang jika kita melihat sedikit kebelakang ketika Kabupaten Samosir masih berada di bawah kekuasaan Kabupaten Tapanuli Utara. Ketika itu, jika kita melintas di daerah perhotelan Tuktuk Siadong dan Pusat perbelanjaan di Tomok, sudah pasti kita akan berpapasan dengan beberapa orang turis mancanegara. Hal ini jelas mengingatkan kepada kita bahwa bagaimana pada saat itu perekonomian masyarakat Tuktuk Siadong dan Tomok (khususnya) dan Samosir (umumnya) lebih dari cukup. Lain halnya dengan saat ini, hampir tidak ada lagi kita jumpai hal seperti itu. Dengan dimekarkannya Kabupaten Samosir, maka pemnerintah dituntut untuk bisa lebih meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten ini, yang pastinya lebih baik dari tahun sebelumnya. Kita berharap dengan kondisi negara saat ini yang masih dihantui oleh Terorisme dan Krisis Global yang melanda rakyat Indonesia, Pemerintah Kabupaten Samosir mampu bangkit untuk dapat terus bertahan sebagai daerah otonom sehingga berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar dan peningkatan signifikan terhadap PAD Samosir. Apapun, bagaimanapun caranya Pemerintah Kabupaten Samosir harus bisa mewujudkan Visi-nya, karena Industri Pariwisata merupakan satu-satunya modal dasar yang bisa meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sebagai daerah otonom yang dimekarkan dari induknya.
sUMBER : http://anaksamosir.blogspot.com
Jika kita berkunjung ke sana, melewati jalur Lintas Barat, sebelum menginjakkan kaki di Pulau Samosir, melewati Terusan Tano Ponggol (sebuah terusan yang dibuat pada zaman Pemerintahan Belanda, menjadikan Pulau Samosir terpisah dari daratan Pulau Sumatera), tidak lengkap rasanya kalau tidak singgah sejenak di Panatapan Tele (sebuah menara pandang) di Kecamatan Harian. Dari tempat tersebut kita disuguhi Panorama Alam Kabupaten Samosir termasuk Danau Toba yang mengitari Pulau Samosir. Ajaibnya, hulu Air Terjun Sampuran Efrata yang keluar dari perut Bukit Barisan cukup jelas terlihat, bahkan lima dari sembilan kecamatan di Kabupaten Samosir cukup jelas terlihat dari tempat tersebut.
Keunikan seni dan budaya asli Bangso Batak, melengkapi keindahan Panorama Alam Kabupaten Samosir. Tak pelak lagi, dengan potensi tersebut semakin menguatkan tekad segenap jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir bersama masyarakat dan anak rantau untuk mewujudkan visi dimaksud. Dengan motto Satahi Saoloan (Seia-sekata, seiring-sejalan) menyiratkan makna bahwa segala sesuatunya dalam menggapai visi tersebut mengutamakan kebersamaan antara pemerintah, masyarakat dan pemrakarsa serta anak rantau.
Kabupaten Samosir dikenal dengan Danau Toba-nya yang mengitari Pulau Samosir, terbentuk oleh proses vulkanis dan tektonis ribuan tahun lampau dan menjadikan wilayah tersebut sebagai “Heritage World”, salah satu harta warisan dunia, termasuk karena kekayaan dan keunikan warisan budayanya. Secara umum tipologi Kabupaten Samosir adalah berbukit, bergelombang, miring dan terjal. Hanya delapan persen dari luas wilayahnya datar dengan tingkat kemiringan 0 sampai 2 derajat dan semuanya terletak pada dataran tinggi (800 – 1800 meter dpl). Luas wilayah Kabupaten Samosir 206.905 ha, terdiri dari daratan 144.425 ha dan selebihnya adalah perairan Danau Toba. Terletak pada ketinggian 906 – 2.157 meter dpl, berada pada garis katulistiwa (20, 24’ s/d 20, 48’ Lintang Utara dan 980, 30’ s/d 990, 01’ Bujur Timur), digolongkan pada daerah beriklim tropis basah dengan tipe iklim C sampai E dan suhu berkisar antara 170 – 290 C serta kelembapan udara rata-rata 85,04 persen.
Dengan panorama alam yang indah dan khasanah budaya yang unik dan khas serta didukung sistem kekerabatan Dalihan Natolu (sederajat dan saling menghargai), tidak berlebihan rasanya bahwa pengembangan perekonomian masyarakat Kabupaten Samosir kedepan bertumpu pada sektor pariwisata yang dihela sektor pertanian, perikanan dan peternakan (agro bisnis). Sejak dimekarkan dari Kabupaten Tobasa tanggal 7 Januari 2003 yang ditetapkan dengan Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2003, Kabupaten Samosir berbenah diri untuk percepatan pencapaian visi menjadi Kabupaten Pariwisata Tahun 2010.
PROFIL KAWASAN OBYEK TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR
KECAMATAN SIMANINDO
- Goa Pogu, tempat orang menikmati pantai bebas dan sejuk dengan pasir putih yang berkilau
- Museum Huta Bolon, tempat menyimpan dan mengoleksi benda kuno orang Batak
- Batu Marhosa, fenomena alam batu yang mengeluarkan suara seperti nafas terletak di Sigarantung
- Aek Natonang, danau diatas danau yang terletak di Desa Tanjungan
- Pulo Tao, gugusan Pulau kecil di Danau Toba, saat ini memiliki restoran dan camping ground, dapat dicapai dengan mencarter kapal kecil.
- Batu Persidangan, Terletak di Desa Siallagan yang disusun sedemikian rupa layaknya sebuah tempat melaksanakan sidang, berdasarkan catatan sejarah merupakan tempat mengadili dan mengeksekusi penjahat pada zaman pemerintahan Raja Siallagan (Sebuah kerajaan yang berkuasa pada zamannya dan saat ini merupakan sub marga di Pulau Samosir)
- Makam Raja Sidabutar, Batu kubur yang diukir secara utuh tempat penguburan Raja Sidabutar dan keluarga yang berkuasa pada zamannya terletak di Desa Tomok, saat ini merupakan sub marga di Pulau Samosir.
- Semenanjung Tuk-Tuk Siadong, sebuah semenanjung terletak di Kecamatan Simanindo, merupakan pusat strategis kegiatan wisata yang dilengkapi akomodasi serta tempat penjualan souvenir.
- Bukit Beta, terletak di Semenanjung Tuk-Tuk Siadong sebagai tempat wisata lintas alam dan landing paralayang.
- Huta Godang – Simanindo, sebuah kompleks perkampungan tempat menyaksikan atraksi kesenian budaya Batak, dilengkapi dengan atraksi tor-tor si Gale-gale, sebuah kayu yang dirancang dapat meliukkan badan layaknya orang yang sedang manortor diiringi tabuhan musik Gondang.
KECAMATAN PANGURURAN
- Terusan Tano Ponggol, sebuah terusan yang dibuat pada zaman pemerintahan Belanda untuk memisahkan daratan Samosir menjadi pulau, terpisah dari daratan Pulau Sumatera
- Pemandian Air Panas - Hirta, terletak di sebelah utara kaki Gunung Pusuk Buhit
- Pasir Putih, sebuah kawasan pantai berpasir putih di Desa Huta Godang, tempat kegiatan olah raga volley pantai dan renang alam terbuka
- Komunitas Tenun Ulos, kawasan yang menjadi pusat pengrajin ulos khas Batak di Desa Lumban Suhi-suhi
- Persanggarahan, gedung/bangunan peninggalan zaman pemeritahan Belanda yang saat ini digunakan sebagai Rumah Dinas Bupati Samosir.
- Permandian Air Panas – si Igar-igar, Terletak di Desa Rianiate, sebelah tenggara daratan Pulau Samosir.
KECAMATAN HARIAN
- Menara Pandang/Panatapan Tele, lokasi menikmati panorama Danau Toba terletak di sebelah Barat Pulau Samosir, ketinggian Bukit Barisan.
- Air Terjun Sampuran Efrata, Terletak di Desa Sosor Dolok dengan ketinggian 26 m dan lebar 10 m, airnya bersumber dari perut pegunungan Bukit Barisan, dapat dilihat dari Menara Pandang Tele.
- Mata Air Pohon Pokki, terletak di Sihotang, berjarak 2 km dari dermaga Sihotang, sumber mata air tepat dibawah Pohon Pokki.
KECAMATAN RONGGURNIHUTA
- Danau Sidihoni, Danau diatas danau terletak di jalur lintas ke Kecamatan Ronggurnihuta
- Aek Liang, sebuah fenomena sumber mata air dari dalam goa
KECAMATAN ONANRUNGGU
- Pantai Lagundi, lokasi perkemahan yang dilengkapi pondok remaja terletak di bibir Pantai Danau Toba, sebelah Timur Pulau Samosir
- Pasir Putih dan Pohon Besar Sukkean, kawasan pantai berpasir putih, sangat cocok sebagai lokasi renang terbuka dan dari tersebut dapat dilanjutkan petualangan melihat fenomena pohon besar.
KECAMATAN NAINGGOLAN
- Pantai Maria Raja, pantai bebas di Desa Maria Raja dengan pasir putih bersih dan air danau yang jernih, sangat cocok untuk renang terbuka dan rekreasi.
KECAMATAN SITIO-TIO
- Mata Air dan Goa Datu Parngongo, mata air yang diyakini masyarakat berkasiat yang dibuat seorang datu/dukun pada zaman dahulu dan goa tempat datu tersebut bersemedi
KECAMATAN PALIPI
- Makam Piso Somalim, merupakan makam seorang jawara yang terkenal kesaktiannya pada zaman dulu, terletak di Mogang
KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA
- Batu Hobon, sebuah peti batu besar peninggalan Saribu Raja yang diyakini sebagai tempat penyimpanan harta pada jaman dulu, yang sampai sekarang belum bisa dibuka.
- Aek Sipitu Dai, Sumber mata air yang terdiri dari tujuh rasa
- Perkampungan Batak, lokasi pertama perkampungan nenek moyang orang Batak
- Batu Sawan, sebuah batu berbentuk cawan yang rasa airnya seperti jeruk purut
- Patung Tatea, lengkap dengan silsilah Si Raja Batak
- Patung Si Boru Pareme
Dengan modal kekayaan alam ini, Pemkab Samosir dituntut untuk dapat mengangkat pamor pariwisata Danau Toba dan Samosir di mata dunia pariwisata. Dikaitkan dengan Visi Kabupaten Pariwisata 2010, Pemerintah Kabupaten Samosir tinggal sedikit memoles objek wisata tersebut sehingga mempunyai nilai jual yang lebih. Jika kita melihat perkembangan dunia pariwisata saat ini di Samosir, ironis memang jika kita melihat sedikit kebelakang ketika Kabupaten Samosir masih berada di bawah kekuasaan Kabupaten Tapanuli Utara. Ketika itu, jika kita melintas di daerah perhotelan Tuktuk Siadong dan Pusat perbelanjaan di Tomok, sudah pasti kita akan berpapasan dengan beberapa orang turis mancanegara. Hal ini jelas mengingatkan kepada kita bahwa bagaimana pada saat itu perekonomian masyarakat Tuktuk Siadong dan Tomok (khususnya) dan Samosir (umumnya) lebih dari cukup. Lain halnya dengan saat ini, hampir tidak ada lagi kita jumpai hal seperti itu. Dengan dimekarkannya Kabupaten Samosir, maka pemnerintah dituntut untuk bisa lebih meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten ini, yang pastinya lebih baik dari tahun sebelumnya. Kita berharap dengan kondisi negara saat ini yang masih dihantui oleh Terorisme dan Krisis Global yang melanda rakyat Indonesia, Pemerintah Kabupaten Samosir mampu bangkit untuk dapat terus bertahan sebagai daerah otonom sehingga berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar dan peningkatan signifikan terhadap PAD Samosir. Apapun, bagaimanapun caranya Pemerintah Kabupaten Samosir harus bisa mewujudkan Visi-nya, karena Industri Pariwisata merupakan satu-satunya modal dasar yang bisa meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sebagai daerah otonom yang dimekarkan dari induknya.
sUMBER : http://anaksamosir.blogspot.com
0 Comments to "Samosir, Kaya Potensi Wisata Tapi Rakyatnya Miskin"