OBON atau yang biasa dikenal dengan istilah BON saja merupakan kebiasaan orang jepang yang menganut agama Budha untuk menghormati roh nenek moyang nya. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi reuni keluarga secara turun temurun sejak 500 tahun tahun lebih.Tradisi dan ritual seputar Obon didaerah jepang berbeda-beda misalnya didaerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
Menurut asal-usulnya kenapa festival Obon ada di jepang belum pasti tapi ada juga yang mengatakan ceritanya begini ada seorang biksu yang bernama mokuren yang sedang bertapa melihat ibunya terbakar oleh api neraka maka ia pun memohon kepada Budha untuk mengampuni dosa-dosa ibunya, sang Budha pun menyanggupinya asalkan Mokuren mau membuatkan persembahan makanan yang berasal dari darat dan laut kepada teman-teman biksunya.pada akhir pertapaan mereka yang berlangsung selama 90 hari dan berakhir pada pertengahan bulan juli. Setelah memenuhi perintah dari sang Budha, Mokuren menari penuh kegembiraan saat ibunya dan 7 generasi nenek moyangnya dibebaskan dari semua siksaan. Tarian inilah yg kemudian diadopsi menjadi tarian Bon Odori. Kisah ini perlahan berkembang menjadi festival peringatan untuk nenek moyang, dan mengambil wujud yg bermacam-macam di negara-negara yg memiliki banyak penganut Buddha Mahayana, terutama di China, Korea, Jepang dan Vietnam. Festival Obon di Jepang sudah dilaksanakan secara tahunan sejak tahun 657 M. Dalam sekte Jodo Shinshu (salah satu dari sekte aliran kepercayaan di Jepang), festival ini dikenal dengan nama Kangi-E.
Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon. Asal-usul tradisi Obon di Jepang tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8. Jadi saya juga tidak begitu tahu kapan tepatnya festival Obon mulai di adakan.
BON ODORI
Acara menari bersama yang disebut Bon Odori atau Tari Bon dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha Konon katanya gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman api neraka.
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli.Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil saja dan penyelenggaranya sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar kaget untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.
Menurut asal-usulnya kenapa festival Obon ada di jepang belum pasti tapi ada juga yang mengatakan ceritanya begini ada seorang biksu yang bernama mokuren yang sedang bertapa melihat ibunya terbakar oleh api neraka maka ia pun memohon kepada Budha untuk mengampuni dosa-dosa ibunya, sang Budha pun menyanggupinya asalkan Mokuren mau membuatkan persembahan makanan yang berasal dari darat dan laut kepada teman-teman biksunya.pada akhir pertapaan mereka yang berlangsung selama 90 hari dan berakhir pada pertengahan bulan juli. Setelah memenuhi perintah dari sang Budha, Mokuren menari penuh kegembiraan saat ibunya dan 7 generasi nenek moyangnya dibebaskan dari semua siksaan. Tarian inilah yg kemudian diadopsi menjadi tarian Bon Odori. Kisah ini perlahan berkembang menjadi festival peringatan untuk nenek moyang, dan mengambil wujud yg bermacam-macam di negara-negara yg memiliki banyak penganut Buddha Mahayana, terutama di China, Korea, Jepang dan Vietnam. Festival Obon di Jepang sudah dilaksanakan secara tahunan sejak tahun 657 M. Dalam sekte Jodo Shinshu (salah satu dari sekte aliran kepercayaan di Jepang), festival ini dikenal dengan nama Kangi-E.
Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon. Asal-usul tradisi Obon di Jepang tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8. Jadi saya juga tidak begitu tahu kapan tepatnya festival Obon mulai di adakan.
BON ODORI
Acara menari bersama yang disebut Bon Odori atau Tari Bon dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha Konon katanya gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman api neraka.
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli.Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil saja dan penyelenggaranya sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar kaget untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.
0 Comments to "BON dan BON ODORI"