Pertumbuhan Wisman tidak Dibarengi Peningkatan Devisa

Industri pariwisata nasional di 2009 masih menikmati kenaikan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 1,43% dari 6,23 juta orang di 2008 menjadi 6,32 juta orang. Namun, kenaikan ini tidak dibarengi kenaikan pendapatan karena belanja wisman justru menurun 13,70% dari US$7,3 miliar pada 2008 menjadi US$6,3 miliar.

Dalam laporan yang dirilis Badan Pusat Statistik, Senin (1/2), sepanjang 2009 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mengalami sedikit peningkatan. Peningkatan khususnya terjadi di pintu masuk utama wisman seperti Bandara Sam Ratulangi Manado yang naik 36,34%, diikuti Minangkabau (24,67%) dan Ngurah Rai Bali (14,56%). Sedangkan pada Desember lalu, wisman yang meluangkan waktu libur akhir tahun di Indonesia mengalami peningkatan khususnya di Bali (naik 25,27%), Entikong, Kalimantan Barat (11,30%) dan Adi Sumarmo Solo, Jawa Tengah (9,81%).

Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, sepanjang Desember 2009, wisman yang masuk ke Indonesia melalui 11 pintu masuk mengalami kenaikan hingga 1,65% (yoy) menjadi 513,1ribu orang. Dampaknya terasa pada tingkat hunian kamar hotel yang pada periode tersebut mengalami pertumbuhan 2,65 poin dibanding bulan November. Sedangkan, secara kumulutaif sepanjang 2009, tingkat hunian kamar hotel di 14 provinsi meningkat 52,56%

"Tapi ada fenomena menarik yaitu belanja wisman di Indonesia justru berkurang. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan situasi krisis ekonomi sehingga para wisman mengurangi belanja mereka di Indonesia," jelas Rusman.

Berkurangnya belanja ini dipengaruhi semakin singkatnya masa tinggal wisman di Tanah Air. Jika sebelumnya, rata-rata kunjungan wisman di Indonesia selama 8,58 hari (2008), tahun lalu menurun menjadi 7,69 hari. Dengan semakin singkat kunjungan pengeluaran per kunjungan pun susut 15,49% dari US$1.178,54 menjadi hanya US$995,93. Begitu juga pengeluaran harian dari US$137,38 per hari di 2008 menjadi US$129,57 per hari di 2009.

Untuk menggenjot perolehan devisa dari pariwisata tahun ini pemerintah kembali menggelar program Visit Indonesia year 2010. Kementerian Budaya dan Pariwisata tahun ini menargetkan perolehan kunjungan wisman hingga 7juta orang. Dengan program ini, Indonesia sempat membukukan sukses menjaring wisman 6,4 juta wisman pada 2008. Namun, tahun lalu dari target 6,5 juta wisman, pencapaian hanya sebesar 6,32 juta.

Selain wisata budaya dan sejarah, Indonesia juga mengandalkan wisata untuk konvensi atau pertemuan-pertemuan internasional. Tahun lalu, Indonesia menggelar berbagai kegiatan konvensi seperti pertemuan tingkat tinggi seperti pertemuan Asean Depelopment Bank, dan lainnya. Selain berbagai pertemuan tinggi, Indonesia juga menggelar perhelatan kesenian baik konser-konser atau pertunjukan kesenian dunia seperti Java Jazz, dan Jak Jazz yang menjadi ajang tahunan.

Kendati begitu, tahun ini pariwisata Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan di antaranya produk dan jasa pelayanan. Selain itu, kapasitas penerbangan, fasilitas travel, kondisi politik negara, dan pemasaran yang masih belum optimal. Meski begitu daya tarik alam dan budaya Indonesia masih menjadi andalan untuk mengeruk devisa. Namun, untuk tujuan tersebut, Indonesia harus meningkatkan nilai tambah dari kunjungan wisman melalui fasilitas yang bisa memancing mereka berbelanja.

sumber : http://www.mediaindonesia.com
Senin, 01 Februari 2010 21:16 WIB

Jumat, 23 April 2010 di 09.17

0 Comments to "Pertumbuhan Wisman tidak Dibarengi Peningkatan Devisa"

Posting Komentar