Target 6 Juta Wisatawan
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) akan mengkaji usulan asosiasi pariwisata agar Badan Pariwisata Indonesia (BPI/Indonesian Tourism Board) dihidupkan kembali untuk mengoordinasi promosi pariwisata Indonesia dan demi mengejar target kunjungan enam juta wisatawan tahun 2007.
"Mereka (asosiasi pariwisata) membuat satu usulan kepada kita, kita sedang pelajari," kata Sekjen Depbudpar Sapta Nirwandar di sela acara pameran ASEAN New Media Arts di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa lalu.
Sapta juga mengatakan pihaknya perlu mengkaji secara mendalam dan hati-hati mengenai usulan dihidupkannya BPI agar tidak mengulang peristiwa yang tidak menyenangkan berkaitan BPI sehingga akhirnya bubar.
Dia menjelaskan, bubarnya BPI pada waktu yang lalu adalah akibat masalah keuangan yang tidak jalan.
"Kendala (dari BPI) karena masalah keuangan. Ada rencana untuk sharing dengan berbagai daerah dan pusat, tapi kan tidak terjadi. Itu yang jadi masalah," kata Sapta.
Dia mengatakan, bila BPI dibentuk kembali, maka badan tersebut merupakan badan baru, bukan lagi menghidupkan BPI yang lama dan anggota BPI akan tergabung dari unsur pemerintah serta praktisi pariwisata. "Ya mesti yang barulah (pembentukan BPI), karena yang lama kan tidak cocok lagi dengan kondisi sekarang," lanjut Sapta.
Sementara belum ada BPI, Sekjen Depbudpar itu mengatakan promosi pariwisata Indonesia dilakukan bersama oleh stake holder pariwisata.
"Untuk sementara kita giatkan marketing, kita akselerasikan promosi kita bersama-sama dengan departemen lain, stake holder lain. Ini yang sedang kita lakukan untuk mendapatkan target yang kita inginkan," lanjut Sapta.
Untuk memperkuat koordinasi dan kerja antarinstansi yang terkait pariwisata, Depbudpar berencana menggelar rapat koordinasi nasional pariwisata dalam bulan Maret mendatang.
"Dalam waktu tidak terlalu lama kita adakan rakor nasional mengenai pariwisata," lanjutnya.
Tidak Perlu BPI
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) Ahmad Zacky Siraj kepada Antara mengatakan tidak perlu dibentuk Badan Pariwisata Indonesia (BPI) karena sudah ada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) yang mengurusi pariwisata Indonesia.
"Kalau departemen maksimal, kenapa harus ada badan? Kalau departemen untuk apa dibentuk badan?" kata Zacky, Rabu, menanggapi usulan dihidupkannya Badan Pariwisata Indonesia.
Zacky mengatakan, saat ini institusi yang mengurusi pariwisata berbentuk departemen, yang berarti mempunyai tugas dan kewenangan yang luas dibandingkan hanya berbentuk kementerian, sehingga tidak perlu dibentuk Badan Pariwisata Indonesia.
"Yang penting bukan membuat institusi, tapi membuat program dan mengimplementasikannya. Kalau pemerintah tidak mampu melakukan implementasi dan itu perlu membuat badan. Badan itu jadi strategis untuk mengimplementasikan program," kata Zacky.
Sekjen MPI itu juga mengatakan justru yang dibutuhkan saat ini adalah Badan Promosi Pariwisata Indonesia yang dulu pernah ada dan bertugas mempromosikan pariwisata Indonesia di luar negeri.
"Badan Promosi Pariwisata Indonesia itu penting, karena promosi pariwisata kita lemah dibanding negara lain," kata Zacky.
Dia mencontohkan, hampir setiap hari terdapat berita mengenai pariwisata Malaysia di koran Indonesia, tetapi tidak ada berita mengenai pariwisata Indonesia di media Eropa.
Zacky melanjutkan, pemerintah tinggal menghidupkan kembali BPPI yang dulu pernah ada. "Badan Promosi Pariwisata Indonesia itu sudah ada, tinggal menghidupkan saja. Konsep sudah ada dan masih relevan, dokumen banyak, jaringan sudah ada," lanjut Zacky.
Dia mengatakan BPPI pernah dipimpin oleh begawan pemasaran Indonesia, yaitu Tanri Abeng, dan bahkan banyak ahli yang telah memberikan sumbangan pemikiran tentang pariwisata ke BPPI, seperti ahli ekonomi Dorojatun Kuntjorojakti.
Selain BPPI, masalah promosi pariwisata Indonesia, Zacky mengatakan agar pemerintah menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta atau asosiasi pariwisata.
"Di mana-mana, orang-orang dari asosiasi, dari travel agent yang mengemas promosi pariwisata itu. Mereka akan bekerja sama dengan asosiasi travel sedunia untuk melakukan paket-paket wisata," kata Zacky.
Masalah kerja sama dengan asosiasi dan industri pariwisata, Zacky melihat perlu adanya kepercayaan kerja dari masing-masing stake holder pariwisata Indonesia.
"Kalau itu terjadi (adanya saling percaya), akan terjadi lompatan (jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia) yang luar biasa." Demikian Zacky. (Ami Herman)
sumber : http://www.suarakarya-online.com
1 Maret 2007
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) akan mengkaji usulan asosiasi pariwisata agar Badan Pariwisata Indonesia (BPI/Indonesian Tourism Board) dihidupkan kembali untuk mengoordinasi promosi pariwisata Indonesia dan demi mengejar target kunjungan enam juta wisatawan tahun 2007.
"Mereka (asosiasi pariwisata) membuat satu usulan kepada kita, kita sedang pelajari," kata Sekjen Depbudpar Sapta Nirwandar di sela acara pameran ASEAN New Media Arts di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa lalu.
Sapta juga mengatakan pihaknya perlu mengkaji secara mendalam dan hati-hati mengenai usulan dihidupkannya BPI agar tidak mengulang peristiwa yang tidak menyenangkan berkaitan BPI sehingga akhirnya bubar.
Dia menjelaskan, bubarnya BPI pada waktu yang lalu adalah akibat masalah keuangan yang tidak jalan.
"Kendala (dari BPI) karena masalah keuangan. Ada rencana untuk sharing dengan berbagai daerah dan pusat, tapi kan tidak terjadi. Itu yang jadi masalah," kata Sapta.
Dia mengatakan, bila BPI dibentuk kembali, maka badan tersebut merupakan badan baru, bukan lagi menghidupkan BPI yang lama dan anggota BPI akan tergabung dari unsur pemerintah serta praktisi pariwisata. "Ya mesti yang barulah (pembentukan BPI), karena yang lama kan tidak cocok lagi dengan kondisi sekarang," lanjut Sapta.
Sementara belum ada BPI, Sekjen Depbudpar itu mengatakan promosi pariwisata Indonesia dilakukan bersama oleh stake holder pariwisata.
"Untuk sementara kita giatkan marketing, kita akselerasikan promosi kita bersama-sama dengan departemen lain, stake holder lain. Ini yang sedang kita lakukan untuk mendapatkan target yang kita inginkan," lanjut Sapta.
Untuk memperkuat koordinasi dan kerja antarinstansi yang terkait pariwisata, Depbudpar berencana menggelar rapat koordinasi nasional pariwisata dalam bulan Maret mendatang.
"Dalam waktu tidak terlalu lama kita adakan rakor nasional mengenai pariwisata," lanjutnya.
Tidak Perlu BPI
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) Ahmad Zacky Siraj kepada Antara mengatakan tidak perlu dibentuk Badan Pariwisata Indonesia (BPI) karena sudah ada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) yang mengurusi pariwisata Indonesia.
"Kalau departemen maksimal, kenapa harus ada badan? Kalau departemen untuk apa dibentuk badan?" kata Zacky, Rabu, menanggapi usulan dihidupkannya Badan Pariwisata Indonesia.
Zacky mengatakan, saat ini institusi yang mengurusi pariwisata berbentuk departemen, yang berarti mempunyai tugas dan kewenangan yang luas dibandingkan hanya berbentuk kementerian, sehingga tidak perlu dibentuk Badan Pariwisata Indonesia.
"Yang penting bukan membuat institusi, tapi membuat program dan mengimplementasikannya. Kalau pemerintah tidak mampu melakukan implementasi dan itu perlu membuat badan. Badan itu jadi strategis untuk mengimplementasikan program," kata Zacky.
Sekjen MPI itu juga mengatakan justru yang dibutuhkan saat ini adalah Badan Promosi Pariwisata Indonesia yang dulu pernah ada dan bertugas mempromosikan pariwisata Indonesia di luar negeri.
"Badan Promosi Pariwisata Indonesia itu penting, karena promosi pariwisata kita lemah dibanding negara lain," kata Zacky.
Dia mencontohkan, hampir setiap hari terdapat berita mengenai pariwisata Malaysia di koran Indonesia, tetapi tidak ada berita mengenai pariwisata Indonesia di media Eropa.
Zacky melanjutkan, pemerintah tinggal menghidupkan kembali BPPI yang dulu pernah ada. "Badan Promosi Pariwisata Indonesia itu sudah ada, tinggal menghidupkan saja. Konsep sudah ada dan masih relevan, dokumen banyak, jaringan sudah ada," lanjut Zacky.
Dia mengatakan BPPI pernah dipimpin oleh begawan pemasaran Indonesia, yaitu Tanri Abeng, dan bahkan banyak ahli yang telah memberikan sumbangan pemikiran tentang pariwisata ke BPPI, seperti ahli ekonomi Dorojatun Kuntjorojakti.
Selain BPPI, masalah promosi pariwisata Indonesia, Zacky mengatakan agar pemerintah menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta atau asosiasi pariwisata.
"Di mana-mana, orang-orang dari asosiasi, dari travel agent yang mengemas promosi pariwisata itu. Mereka akan bekerja sama dengan asosiasi travel sedunia untuk melakukan paket-paket wisata," kata Zacky.
Masalah kerja sama dengan asosiasi dan industri pariwisata, Zacky melihat perlu adanya kepercayaan kerja dari masing-masing stake holder pariwisata Indonesia.
"Kalau itu terjadi (adanya saling percaya), akan terjadi lompatan (jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia) yang luar biasa." Demikian Zacky. (Ami Herman)
sumber : http://www.suarakarya-online.com
1 Maret 2007
0 Comments to "Depbudpar Akan Kaji Usulan Dihidupkannya BPI"