1. Judul Penelitian
ATRIBUT PRODUK WISATA SEBAGAI FAKTOR KEPUASAN WISATAWAN GUNA MENINGKATKAN WISATAWAN PADA TEMPAT WISATA TAMAN X
2. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, hal ini ditunjukkan dengan dicanangkannya sektor ini sebagai penghasil devisa utama di tahun 2008 dengan program ”Visit Indonesia 2008”
Penetapan tahun 2008 sebagai tahun kunjungan wisata mengharuskan sektor ini berbenah diri karena sektor ini sangat diandalkan untuk bisa menyumbang devisa yang sangat berarti bagi negara kita yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi ini. Perkembangan dunia wisata diharapkan akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, hal ini perlu didukung dengan tersedianya fasilitas-fasilitas umum pendukung industri pariwisata, di samping dengan terus memperbaiki outlook dari daya tarik wisata yang ditawarkan.
Upaya pengelolaan obyek-obyek daerah tujuan wisata di Kabupaten XXX juga telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke XXX terutama pantai Plengkung yang telah dikenal hingga ke mancanegara. Hal ini merupakan sinyalmen positif bagi pengembangan daerah kunjungan wisata di sekitar karena hal tersebut juga menunjukkan adanya minat dari calon wisatawan untuk mengunjungi XXX.
Kawasan wisata Taman XXX sebagai salah satu aset pariwisata XXX perlu diperhatikan mengingat kawasan wisata ini memiliki daya tarik alami yang tidak dimiliki oleh obyek wisata sejenis. Penanganan yang profesional atas aset pariwisata ini juga perlu ditingkatkan terutama perencanaan dan penataan yang berwawasan alam dan budaya.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian ini yaitu : “Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Pada Kawasan Wisata Taman XXX XXX”.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :
a. Apakah terdapat pengaruh atribut produk wisata yang meliputi atraksi wisata, fasilitas, dan akses menuju obyek wisata terhadap kepuasan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX ?
b. Atribut produk wisata manakah yang paling dominan dalam memberikan pengaruh terhadap kunjungan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX?
4. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada atribut produk wisata yang meliputi atraksi wisata, fasilitas obyek wisata, dan akses menuju obyek wisata serta pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX.
5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
5.1 Tujuan dan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menjelaskan pengaruh atribut produk wisata terhadap kepuasan kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Taman XXX XXX;
2. Untuk mengetahui atribut produk wisata yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kunjungan wisatawan ke Taman XXX XXX
5.2 Manfaat Penelitian
Untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola wisata Taman XXX dalam kaitannya dengan upaya menciptakan kepuasan wisatawan.
6. Tinjauan Pustaka
6.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Pemasaran telah didefinisikan dengan banyak cara oleh banyak ahli ekonomi. Salah satunya Philip Kotler (2002:8) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: ” Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”
Philip Kotler (2002:9) lebih lanjut menyatakan bahwa definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti pemasaran yakni:
- Kebutuhan (needs ) : apa yang dirasa untuk dipenuhi yang bersifat alami.
- Keinginan (wants) ; apa yang dirasa untuk dipenuhi karena keberadaannya dalam lingkungan hidup.
- Permintaan (demans); apa yang dirasa untuk dipenuhi karena mempunyai daya beli.
Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar, menurut Philip Kotler (2002:10) adalah sebagai berikut:
“Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.”
Konsep pemasaran diperbaharui oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong yang ditulis dalam bukunya. Mereka mengatakan bahwa dewasa ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam arti lama yaitu melakukan penjualan ” bercerita dan menjual” tetapi dalam arti baru, yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan (Philip Kotler dan Gary Armstrong,2001:5).
Sedangkan pengertian pemasaran menurut Murti Sumarni - John Soeprihanto (1998:261) adalah:
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Jadi dari definisi - definisi di atas yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut pada dasarnya adalah sama yakni untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen akan barang dan jasa dengan menciptakan produk barang dan jasa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Bila pemasar melakukan tugas memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang memberikan nilai, bersifat superior, dan menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya secara efektif, produk atau jasa ini akan dijual dengan sangat mudah.
6.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran mempakan konsep utama dalam pemasaran modern yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran pemasaran (marketing mix), menurut Philip Kotler (2002:18) yaitu : ” Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus - menerus mencapai pemasarannya di pasar sasaran.”
Menurut Murti Sumarni - John Soeprihanto (1998:274) adalah sebagai berikut: “Bauran Pemasaran ( niarketing mix ) adalah kombinasi dari variable atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran yaitu : produk, harga, saluran distribusi dan promosi.”
Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi. Dimana keempat variabel saling mempengaruhi satu sama lainnya. Berikut ini akan dijelaskan elemen - elemen pokok yang ada dalam marketing mix antara lain :
1. Produk
Adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan ataupun dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan. Elemen - elemen dari produk mencakup tentang : merek, bentuk, kemasan, garansi, kualitas, ukuran, design, pilihan dan servis sesudah penjualan.
2. Harga
Adalah nilai suatu barang atau jasa yang ditawarkan , yang ditentukan dengan berbagai pertimbangan yang menyangkut biaya, tenaga kerja dan lain - lain. Elemen - elemen dari harga mencakup : diskon, daftar harga, pembayaran, kredit, dan rekomendasi.
3. Tempat/ distribusi
Adalah suatu tempat dimana kita dapat memasarkan produk -produk dan jasa– jasa yang kita miliki untuk sampai ke konsumen.
4. Promosi
Adalah suatu tindakan yang memperkenalkan produk kita kepada masyarakat luas agar mengetahui keberadaan produk kita. Elemen - elemen promosi mencakup publikasi, iklan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.
6.3 Pengertian Pariwisata
Pengertian tentang pariwisata sangat beragam tetapi sebagian besar menjelaskan bahwa pariwisata berkaitan dengan wisatawan yang memiliki keragaman motivasi, sikap dan pengaruh. H. Kodyat (1983:4) mendefinisikan pariwisata sebagi perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan seni.
Menurut Gamal Suwantoro (1973:3), pariwisata merupakan suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya, dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman maupun untuk belajar.
Penjabaran tentang pariwisata secara luas dikemukakan oleh Wahab (1998:47), bahwa pariwisata merupakan salah satu industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan, selanjutnya sebagai sektor yang kompleks pariwisata juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan dan transportasi juga bisa dipandang sebsagai industri pariwisata.
Di dalam Undang-Undang Kepariwisataan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2000, dijelaskan bahwa pariwisata ”adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.”
6.4 Pengertian Produk Wisata
Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam.
Menurut Suswantoro (2007:75) pada hakekatnya pengertian produk wisata “adalah keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia berangkat semula”
Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) :
1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.
3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.
Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen-komponen produk wisata yaitu :
1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata baik alam, budaya maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni
2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan dalam memperoleh atau mencapai tujuan wisata seperti organisasi kepariwisataan (travel agent)
3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan
4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional.
6.5 Pengertian Wisatawan
Dalam Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 tahun 2000, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut “wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.”
Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) sebagaimana disebutkan dalam Annex II, kata tourist atau wisatawan haruslah diartikan sebagai (RS. Damardjati, 2001:88):
1. Orang yang bepergian untuk bersenang-senang (pleasure), untuk kepentingan keluarga, kesehatan dan lain sebagainya.
2. Orang-orang yang bepergian untuk kepentingan usaha.
3. Orang-orang yang datang dalam rangka perjalanan wisata walaupun mereka singgah kurang dari 24 jam.
6.6 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode Analisis merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik, dimana salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif, yaitu analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditetapkan dengan menggunakan formula-formula statistik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Oleh karena itu analisis data yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (kepuasan wisatawan) Anto Dajan (1996 : 325).
6.7 Analisis Determinasi dan Korelasi
Abdul Hakim dalam bukunya Statistik Induktif (2000:366) menjelaskan bahwa “Analisis Determinasi mempunyai tujuan untuk mencari seberapa jauh pengaruh atribut produk wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan”.
Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah atraksi wisata, fasilitas, aksesbilitas, sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah tingkat kepuasan wisatawan.
6.8 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:
“Bahwa ada pengaruh antara atribut produk wisata dengan tingkat kepuasan wisatawan di Taman XXX XXX”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:
1) Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara simultan atau bersama-sama (Anton Dajan 1996 : 335)
2) Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara parsial atau sendiri-sendiri (Anton Dayan 1996 : 336) .
7. Metode Penelitian
7.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada kawasan wisata Taman XXX yang terletak di desa Kemiren, XXX. Pertimbangan pemilihan lokasi ini lebih didasari pada kepopuleran obyek wisata Taman XXX sebagai salah satu ikon wisata di XXX di antara sekian banyak obyek wisata yang tersebar di XXX. Selain itu, obyek wisata Taman XXX dikelola oleh pihak swasta dengan manajemen modern dan berorientasi terhadap profit.
7.2 Metode Pengumpulan data
Dalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi kegiatan penelitian ini, maka data-data yang berada di lapangan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1) Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta mengadakan pencatatan atas segala sesuatu yang terkait dengan yang diteliti.
2) Kuisioner yaitu suatu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait.
7.3 Metode Pengambilan Sampel
Sampel meliputi sebagian atau wakil populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ≤ N (nilai n lebih kecil dan bisa juga sama dengan N, tetapi pada umumnya selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari 1000. Jumlah elemen dalam sampel tergantung antara lain pada biaya yang tersedia serta tingkat ketelitian informasi atau data yang akan diperoleh
Sampel yang menjadi responden ditentukan berdasarkan Eksidental Sampling, yakni metode pengambilan sample yang didasarkan atas keberadaan responden yang secara kebetulan berada dalam populasi penelitian. Pertimbangannya bahwa karakteristik responden sulit diketahui atau belum diketahui. Selain itu waktu kunjungan relatif singkat, dan untuk menemuinya relatif sulit. Adapun jumlah responden yang digunakan sebagai sampel adalah 100 orang, dengan dasar pengukuran menurut Maholtra (1999:46) yaitu minimal lima kali jumlah variabel yang diteliti.
7.4 Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran berfungsi untuk menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut metode tertentu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya puas-tidak puas, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel.
Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :
Untuk Variabel X:
1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat setuju
2. Jawaban B bernilai 4 = setuju
3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang setuju
4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak setuju.
5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak setuju.
Untuk Variabel Y:
1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat puas
2. Jawaban B bernilai 4 = puas
3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang puas
4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak puas.
5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak puas.
8. Metode Analisis Data
8.1 Uji Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment.
Dimana :
N = Jumlah Responden.
X = Skor total tiap-tiap item.
Y = Skor total.
Kreteria pengujian test validitas :
Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid.
Jika nilai signifikansi 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.
8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan/dipercaya, atau sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel apabila hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang atau mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpha ( ) sebagai berikut :
Dimana :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varians total
St2 = Varians total
Rumus untuk varians total dan varians item yaitu :
Dimana :
JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item.
JKs = Jumlah kuadrat subyek.
Kreteria pengujian test reliabilitas :
Jika nilai alpha > r-tabel, maka hasilnya dapat dikatakan reliabel.
8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (kepuasan wisatawan).
Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Kepuasan Wisatawan
X1 = Variabel atraksi
X2 = Variabel fasilitas
X3 = Variabel aksesbilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
8.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (r2)
8.4.1 Analisis Koefisien Korelasi ( r )
Untuk menentukan Koefisien Korelasi dirumuskan sebagai berikut :
Dimana:
r = koefisien korelasi
x = atribut wisata
y = kepuasan wisatawan
8.4.2 Analisis Koefisien Determinasi (r2)
Untuk mencari seberapa jauh pengaruh personal selling dan periklanan terhadap pengumpulan dana tabungan. Hal ini akan diperoleh dengan menggunakan Analisis Determinasi.
Koefisien determinasi disimbolkan dengan tanda (r2) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
8.5 Uji Hipotesis
8.5.1. Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara simultan atau bersama-sama.
Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
Ho : 1= 2 = 3 = 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel wisatawan.
Ha : 1 = 2 = 3 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan.
Perhitungan dengan menggunakan rumus :
Dimana :
n = Jumlah sampel.
k = Jumlah variabel bebas.
r2 = Koefisien determinasi.
8.5.2 Uji t (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kepuasan wisatawan) secara parsial atau sendiri-sendiri.
Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut :
Ho : 1 = 0 artinya variabel atraksi wisata, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan wisatawan.
Ha : 2 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial berpengaruh terhadap variabel kunjungan wisatawan..
Perhitungan dengan menggunakan rumus :
Dimana :
Sb = Simpangan Baku dari b1, b2…..bn
bi = Koefisien Regresi dari X1,X2…..Xn
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim, 2000, Statistik Induktif, Edisi Pertama – Yogyakarta
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik. Jilid II. LP3ES. Jakarta,
Damardjati, RS, Istilah-istilah Dunia Pariwisata, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001
Kodyat, RA, Statistik Induktif Terapan, Edisi Keempat, BPFE UGM, 2001
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi Kedelapan,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh , Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002
Maholtra dan Lind AD, Statistik Induktif “For Business Economic” Edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta, 1999
Mason, Robert, D, Teknik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta, 2000
Poerwanto, Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Universitas Jember.
Saleh, Wahab, Manajemen Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1988
Sumarni, Murti dan Soeprihanto, John, Pengantar Bisnis (Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1998
Suswantoro, G, Dasar-Dasar Pariwisata, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1997
Sutojo, Siswanto dan Kleinsteuber, Friz, Strategi Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit PT. Damair Mulia Pustaka, Jakarta, 2002
Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta,1998
Yoeti, Oka, Pemasaran Pariwisata Terpada, Penerbit Angkasa, Bandung 1996.
sumber : http://skripsimudah.blogdetik.com/2009/01/20/atribut-produk-wisata-sebagai-faktor-kepuasan-wisatawan-guna-meningkatkan-wisatawan-pada-tempat-wisata-taman-x/
ATRIBUT PRODUK WISATA SEBAGAI FAKTOR KEPUASAN WISATAWAN GUNA MENINGKATKAN WISATAWAN PADA TEMPAT WISATA TAMAN X
2. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, hal ini ditunjukkan dengan dicanangkannya sektor ini sebagai penghasil devisa utama di tahun 2008 dengan program ”Visit Indonesia 2008”
Penetapan tahun 2008 sebagai tahun kunjungan wisata mengharuskan sektor ini berbenah diri karena sektor ini sangat diandalkan untuk bisa menyumbang devisa yang sangat berarti bagi negara kita yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi ini. Perkembangan dunia wisata diharapkan akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, hal ini perlu didukung dengan tersedianya fasilitas-fasilitas umum pendukung industri pariwisata, di samping dengan terus memperbaiki outlook dari daya tarik wisata yang ditawarkan.
Upaya pengelolaan obyek-obyek daerah tujuan wisata di Kabupaten XXX juga telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke XXX terutama pantai Plengkung yang telah dikenal hingga ke mancanegara. Hal ini merupakan sinyalmen positif bagi pengembangan daerah kunjungan wisata di sekitar karena hal tersebut juga menunjukkan adanya minat dari calon wisatawan untuk mengunjungi XXX.
Kawasan wisata Taman XXX sebagai salah satu aset pariwisata XXX perlu diperhatikan mengingat kawasan wisata ini memiliki daya tarik alami yang tidak dimiliki oleh obyek wisata sejenis. Penanganan yang profesional atas aset pariwisata ini juga perlu ditingkatkan terutama perencanaan dan penataan yang berwawasan alam dan budaya.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian ini yaitu : “Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Pada Kawasan Wisata Taman XXX XXX”.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :
a. Apakah terdapat pengaruh atribut produk wisata yang meliputi atraksi wisata, fasilitas, dan akses menuju obyek wisata terhadap kepuasan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX ?
b. Atribut produk wisata manakah yang paling dominan dalam memberikan pengaruh terhadap kunjungan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX?
4. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada atribut produk wisata yang meliputi atraksi wisata, fasilitas obyek wisata, dan akses menuju obyek wisata serta pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX.
5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
5.1 Tujuan dan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menjelaskan pengaruh atribut produk wisata terhadap kepuasan kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Taman XXX XXX;
2. Untuk mengetahui atribut produk wisata yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kunjungan wisatawan ke Taman XXX XXX
5.2 Manfaat Penelitian
Untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola wisata Taman XXX dalam kaitannya dengan upaya menciptakan kepuasan wisatawan.
6. Tinjauan Pustaka
6.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Pemasaran telah didefinisikan dengan banyak cara oleh banyak ahli ekonomi. Salah satunya Philip Kotler (2002:8) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: ” Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”
Philip Kotler (2002:9) lebih lanjut menyatakan bahwa definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti pemasaran yakni:
- Kebutuhan (needs ) : apa yang dirasa untuk dipenuhi yang bersifat alami.
- Keinginan (wants) ; apa yang dirasa untuk dipenuhi karena keberadaannya dalam lingkungan hidup.
- Permintaan (demans); apa yang dirasa untuk dipenuhi karena mempunyai daya beli.
Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar, menurut Philip Kotler (2002:10) adalah sebagai berikut:
“Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.”
Konsep pemasaran diperbaharui oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong yang ditulis dalam bukunya. Mereka mengatakan bahwa dewasa ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam arti lama yaitu melakukan penjualan ” bercerita dan menjual” tetapi dalam arti baru, yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan (Philip Kotler dan Gary Armstrong,2001:5).
Sedangkan pengertian pemasaran menurut Murti Sumarni - John Soeprihanto (1998:261) adalah:
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Jadi dari definisi - definisi di atas yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut pada dasarnya adalah sama yakni untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen akan barang dan jasa dengan menciptakan produk barang dan jasa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Bila pemasar melakukan tugas memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang memberikan nilai, bersifat superior, dan menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya secara efektif, produk atau jasa ini akan dijual dengan sangat mudah.
6.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran mempakan konsep utama dalam pemasaran modern yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran pemasaran (marketing mix), menurut Philip Kotler (2002:18) yaitu : ” Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus - menerus mencapai pemasarannya di pasar sasaran.”
Menurut Murti Sumarni - John Soeprihanto (1998:274) adalah sebagai berikut: “Bauran Pemasaran ( niarketing mix ) adalah kombinasi dari variable atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran yaitu : produk, harga, saluran distribusi dan promosi.”
Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi. Dimana keempat variabel saling mempengaruhi satu sama lainnya. Berikut ini akan dijelaskan elemen - elemen pokok yang ada dalam marketing mix antara lain :
1. Produk
Adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan ataupun dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan. Elemen - elemen dari produk mencakup tentang : merek, bentuk, kemasan, garansi, kualitas, ukuran, design, pilihan dan servis sesudah penjualan.
2. Harga
Adalah nilai suatu barang atau jasa yang ditawarkan , yang ditentukan dengan berbagai pertimbangan yang menyangkut biaya, tenaga kerja dan lain - lain. Elemen - elemen dari harga mencakup : diskon, daftar harga, pembayaran, kredit, dan rekomendasi.
3. Tempat/ distribusi
Adalah suatu tempat dimana kita dapat memasarkan produk -produk dan jasa– jasa yang kita miliki untuk sampai ke konsumen.
4. Promosi
Adalah suatu tindakan yang memperkenalkan produk kita kepada masyarakat luas agar mengetahui keberadaan produk kita. Elemen - elemen promosi mencakup publikasi, iklan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.
6.3 Pengertian Pariwisata
Pengertian tentang pariwisata sangat beragam tetapi sebagian besar menjelaskan bahwa pariwisata berkaitan dengan wisatawan yang memiliki keragaman motivasi, sikap dan pengaruh. H. Kodyat (1983:4) mendefinisikan pariwisata sebagi perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan seni.
Menurut Gamal Suwantoro (1973:3), pariwisata merupakan suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya, dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman maupun untuk belajar.
Penjabaran tentang pariwisata secara luas dikemukakan oleh Wahab (1998:47), bahwa pariwisata merupakan salah satu industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan, selanjutnya sebagai sektor yang kompleks pariwisata juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan dan transportasi juga bisa dipandang sebsagai industri pariwisata.
Di dalam Undang-Undang Kepariwisataan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2000, dijelaskan bahwa pariwisata ”adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.”
6.4 Pengertian Produk Wisata
Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam.
Menurut Suswantoro (2007:75) pada hakekatnya pengertian produk wisata “adalah keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia berangkat semula”
Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) :
1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.
3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.
Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen-komponen produk wisata yaitu :
1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata baik alam, budaya maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni
2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan dalam memperoleh atau mencapai tujuan wisata seperti organisasi kepariwisataan (travel agent)
3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan
4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional.
6.5 Pengertian Wisatawan
Dalam Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 tahun 2000, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut “wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.”
Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) sebagaimana disebutkan dalam Annex II, kata tourist atau wisatawan haruslah diartikan sebagai (RS. Damardjati, 2001:88):
1. Orang yang bepergian untuk bersenang-senang (pleasure), untuk kepentingan keluarga, kesehatan dan lain sebagainya.
2. Orang-orang yang bepergian untuk kepentingan usaha.
3. Orang-orang yang datang dalam rangka perjalanan wisata walaupun mereka singgah kurang dari 24 jam.
6.6 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode Analisis merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik, dimana salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif, yaitu analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditetapkan dengan menggunakan formula-formula statistik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Oleh karena itu analisis data yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (kepuasan wisatawan) Anto Dajan (1996 : 325).
6.7 Analisis Determinasi dan Korelasi
Abdul Hakim dalam bukunya Statistik Induktif (2000:366) menjelaskan bahwa “Analisis Determinasi mempunyai tujuan untuk mencari seberapa jauh pengaruh atribut produk wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan”.
Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah atraksi wisata, fasilitas, aksesbilitas, sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah tingkat kepuasan wisatawan.
6.8 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:
“Bahwa ada pengaruh antara atribut produk wisata dengan tingkat kepuasan wisatawan di Taman XXX XXX”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:
1) Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara simultan atau bersama-sama (Anton Dajan 1996 : 335)
2) Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara parsial atau sendiri-sendiri (Anton Dayan 1996 : 336) .
7. Metode Penelitian
7.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada kawasan wisata Taman XXX yang terletak di desa Kemiren, XXX. Pertimbangan pemilihan lokasi ini lebih didasari pada kepopuleran obyek wisata Taman XXX sebagai salah satu ikon wisata di XXX di antara sekian banyak obyek wisata yang tersebar di XXX. Selain itu, obyek wisata Taman XXX dikelola oleh pihak swasta dengan manajemen modern dan berorientasi terhadap profit.
7.2 Metode Pengumpulan data
Dalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi kegiatan penelitian ini, maka data-data yang berada di lapangan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1) Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta mengadakan pencatatan atas segala sesuatu yang terkait dengan yang diteliti.
2) Kuisioner yaitu suatu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait.
7.3 Metode Pengambilan Sampel
Sampel meliputi sebagian atau wakil populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ≤ N (nilai n lebih kecil dan bisa juga sama dengan N, tetapi pada umumnya selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari 1000. Jumlah elemen dalam sampel tergantung antara lain pada biaya yang tersedia serta tingkat ketelitian informasi atau data yang akan diperoleh
Sampel yang menjadi responden ditentukan berdasarkan Eksidental Sampling, yakni metode pengambilan sample yang didasarkan atas keberadaan responden yang secara kebetulan berada dalam populasi penelitian. Pertimbangannya bahwa karakteristik responden sulit diketahui atau belum diketahui. Selain itu waktu kunjungan relatif singkat, dan untuk menemuinya relatif sulit. Adapun jumlah responden yang digunakan sebagai sampel adalah 100 orang, dengan dasar pengukuran menurut Maholtra (1999:46) yaitu minimal lima kali jumlah variabel yang diteliti.
7.4 Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran berfungsi untuk menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut metode tertentu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya puas-tidak puas, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel.
Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :
Untuk Variabel X:
1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat setuju
2. Jawaban B bernilai 4 = setuju
3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang setuju
4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak setuju.
5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak setuju.
Untuk Variabel Y:
1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat puas
2. Jawaban B bernilai 4 = puas
3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang puas
4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak puas.
5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak puas.
8. Metode Analisis Data
8.1 Uji Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment.
Dimana :
N = Jumlah Responden.
X = Skor total tiap-tiap item.
Y = Skor total.
Kreteria pengujian test validitas :
Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid.
Jika nilai signifikansi 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.
8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan/dipercaya, atau sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel apabila hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang atau mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpha ( ) sebagai berikut :
Dimana :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varians total
St2 = Varians total
Rumus untuk varians total dan varians item yaitu :
Dimana :
JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item.
JKs = Jumlah kuadrat subyek.
Kreteria pengujian test reliabilitas :
Jika nilai alpha > r-tabel, maka hasilnya dapat dikatakan reliabel.
8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (kepuasan wisatawan).
Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Kepuasan Wisatawan
X1 = Variabel atraksi
X2 = Variabel fasilitas
X3 = Variabel aksesbilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
8.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (r2)
8.4.1 Analisis Koefisien Korelasi ( r )
Untuk menentukan Koefisien Korelasi dirumuskan sebagai berikut :
Dimana:
r = koefisien korelasi
x = atribut wisata
y = kepuasan wisatawan
8.4.2 Analisis Koefisien Determinasi (r2)
Untuk mencari seberapa jauh pengaruh personal selling dan periklanan terhadap pengumpulan dana tabungan. Hal ini akan diperoleh dengan menggunakan Analisis Determinasi.
Koefisien determinasi disimbolkan dengan tanda (r2) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
8.5 Uji Hipotesis
8.5.1. Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara simultan atau bersama-sama.
Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
Ho : 1= 2 = 3 = 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel wisatawan.
Ha : 1 = 2 = 3 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan.
Perhitungan dengan menggunakan rumus :
Dimana :
n = Jumlah sampel.
k = Jumlah variabel bebas.
r2 = Koefisien determinasi.
8.5.2 Uji t (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kepuasan wisatawan) secara parsial atau sendiri-sendiri.
Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut :
Ho : 1 = 0 artinya variabel atraksi wisata, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan wisatawan.
Ha : 2 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial berpengaruh terhadap variabel kunjungan wisatawan..
Perhitungan dengan menggunakan rumus :
Dimana :
Sb = Simpangan Baku dari b1, b2…..bn
bi = Koefisien Regresi dari X1,X2…..Xn
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim, 2000, Statistik Induktif, Edisi Pertama – Yogyakarta
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik. Jilid II. LP3ES. Jakarta,
Damardjati, RS, Istilah-istilah Dunia Pariwisata, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001
Kodyat, RA, Statistik Induktif Terapan, Edisi Keempat, BPFE UGM, 2001
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi Kedelapan,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh , Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002
Maholtra dan Lind AD, Statistik Induktif “For Business Economic” Edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta, 1999
Mason, Robert, D, Teknik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta, 2000
Poerwanto, Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Universitas Jember.
Saleh, Wahab, Manajemen Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1988
Sumarni, Murti dan Soeprihanto, John, Pengantar Bisnis (Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1998
Suswantoro, G, Dasar-Dasar Pariwisata, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1997
Sutojo, Siswanto dan Kleinsteuber, Friz, Strategi Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit PT. Damair Mulia Pustaka, Jakarta, 2002
Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta,1998
Yoeti, Oka, Pemasaran Pariwisata Terpada, Penerbit Angkasa, Bandung 1996.
sumber : http://skripsimudah.blogdetik.com/2009/01/20/atribut-produk-wisata-sebagai-faktor-kepuasan-wisatawan-guna-meningkatkan-wisatawan-pada-tempat-wisata-taman-x/
1 Comment to "ATRIBUT PRODUK WISATA SEBAGAI FAKTOR KEPUASAN WISATAWAN GUNA MENINGKATKAN WISATAWAN PADA TEMPAT WISATA TAMAN X"